Perkembangan dan Peran New Media Dalam Komunitas Virtual Koding

Munculnya media atau teknologi baru sangat memudahkan atau memberikan efek yang besar bagi manusia dalam berbagai hal. Seperti memudahkan manusia dalam mencari informasi dengan cepat hal ini dikarenakan adanya teknlologi internet yang dapat memudahkan kita dalam mencari berbagai informasi tanpa mengenal ruang dan waktu, memudahkan manusia dalam berkomunikasi dengan orang orang yang ada di seluruh dunia, memudahkan manusia dalam melakukan jual beli secara online menggunakan internet tanpa harus bertemu langsung di dunia nyata, memudahkan para coder dalam mempelajari bahasa pemograman di Internet, menghubungkan coder coder yang tersebar di seluruh Indonesia. Disamping itu kehadiran teknlologi atau media baru juga mempengaruhi manusia agar beralih dari media yang lama seperti koran,majalah menuju teknologi yang baru seperti internet dan sebagainya. Kehadiran teknologi baru tidak hanya membawa hal hal positf saja melainkan juga hal hal yang negatif yang muncul bersamaan dengan teknologi tersebut. Hal hal negatifnya seperti terciptanya kepribadian yang anti sosial, hal ini disebabkan karena seseorang lebih asik dengan teknologi barunya seperti hp tanpa mau berinteraksi dengan orang orang disekitar lingkungannya. Banyaknya berita atau informasi yang ada sehingga tidak terkontrol dan banyaknya hoax yang tersebar karena teknlologi internet.

Selanjutnya saya akan membahas tentang karakteristik media baru menurut Mc Quail (1994:20-6) teknologi baru atau media baru memiliki karakteristik seperti media baru pada umumnya melibatkan desentralisasi saluran untuk distribusi pesan, peningkatan kapasitas yang tersedia untuk transferral pesan berkat satelit-satelit, jaringan kabel dan komputer peningkatan pilihan yang tersedia untuk penonton dapat terlibat dalam proses komunikasi. 

Dalam buku New Media dijelaskan terdapat 3 gelombang dalam tahap perkembangan media dan komunitas. Pada gelombang pertama studi komunitas dan media, media sangat berkembang secara pesat khususnya pada peran pers mengenai pembentukan identitas diantara kelompok imigran. Kajian pertama Park (1922) tentang media dan komunitas dapat dilihat dari pembaca koran, masyarakat desa lebih suka membaca koran lokal dari daerahnya sendiri dibandingkan masyarakat kota lebih suka membaca koran luar daerah. Pada gelombang kedua  elektronik media komunitas, inti dari gelombang ini adalah dalam penggunaan alat elektronik sangat lah pesat, hal ini alat alat elektronik seperti radio, televisi, media cetak telah digunakan oleh komunitas untuk tujuan politik dan budaya (Downing, Girard, Jallow). Dalam penilaian tujuan, Prehn (1992) menunjukkan bahwa penggagas media komunitas sering melebihkan kebutuhan orang untuk mengekspresikan diri mereka melalui sarana media. Gelombang ketiga era internet, dalam gelombang ini terdapat pembentukan Asosiasi Internet Peneliti dan penyelenggaraan konferensi internasional pertama pada September 2000.

Selanjutnya saya akan membahas tentang virtual komunitas yang pertama kali di cetuskan oleh Howard Rheingold, ia merupakan seorang kritikus,penulis, dan pengajar Amerika. Dalam bukunya The Virtual Community : Homestanding pada Electronic Frontier (2000) menyatakan orang dalam komunitas menggunakan kata kata didalam layar untuk berbasa basi dan berdebat, terlibat dalam wacana intelektual, melakukan perdagangan, pertukaran pengetahuan, berbagi emosional, membuat rencana, bertukar pikiran, gosip, perseturuan, jatuh cinta, mencari teman dan kehilangan teman, bermain game, menggoda dan sebagainya. menurut Rheingold, komunikasi virtual merupakan sesuatu yang bukan sekedar imajinasi semata, namun sesuatu yang memang nyata dengan menggunakan bantuan cyberspace atau ruang siber.
Jadi menurut saya pengertian komunitas virtual itu sendiri adalah seperkumpulan orang yang didalamnya terdiri dari beberapa orang yang ada di dunia maya dan memiliki tujuan yang sama, proses komunikasinya tidak face to face melainkan melalui perantara media. Komunitas ini kebanyakan hanya berada di dunia maya dan memerlukan suatu media serta internet untuk terhubung ke dalam komunitas virtual tersebut. Komunitas virtual juga sangat unik karena bisa menghubungkan antara anggota anggota yang ada dibeda tempat. 

Selanjutnya membahas mengenai perbedaan komunitas virtual dengan komunitas organiik. Dalam hal pengertian, komunikasi virtual telah dijelaskan diatas sedangkan komunitas organik ini berbanding terbalik dengan komunitas virtual. Komunitas organik merupakan komunitas yang para anggotanya berada di dunia nyata, dalam melakukan aktifitasnya komunikasi organik sehari harinya melakukan interaksi dengan anggotanya secara face to face atau secara langsung tanpa perlu perantara media.

Menurut Van Dijk, 1998: 45 tentang perbedaan karakteristik komunitas organik dengan komunitas virtual.

Karakteristik
Organic
Virtual
Komposisi dan Aktivitas
Kelompok tertentu Tidak banyak kegiatan
Keanggotaan longgar
Organisasi sosial
Terikat pada waktu dan tempat
Tidak terikat tempat dan waktu
Bahasa dan interaksi
Verbal dan nonverbal
Verbal dan para bahasa
Identas dan budaya
Budaya tunggal
homogen
Bermacam- macam
Heterogen


Selanjutnya saya akan mencontohkan ilustrasi tentang komunitas virtual yang ada di dunia maya seperti komunitas berbentuk grup yang ada di salah satu sosial media facebook dan Whatsapp, dimana komunitas ini melakukan suatu seleksi secara ketat melalui kemampuan kemampuan yang dimiliki oleh para calon anggotanya. Komunitas ini melakukan seleksi secara ketat karena kedepannya komunitas ini akan mengikuti ajang ajang kompetisi IT seperti ITFEST, Hackathon, Hacktiv8 dan sebagainya yang masih berhubungan dengan coding, deface dan yang lainnya. Dalam sehari hariannya komunitas ini menggunakan teknologi Internet dan Komputer untuk mencari bounty dengan mendeface atau mencari bug di situs situs yang sedang menyediakan bug bounty. Komunitas ini juga bergerak tidak hanya di media sosial melainkan di websitenya sendiri. Dalam komunitas ini juga memiliki tujuan seperti komunitas komunitas yang lainnya, selain mencari bug tujuan yang lainnya seperti mencari kedekatan dengan komunitas komunitas coding yang lainnya di seluruh Indonesia. Komunitas ini bernama Indonesia Code Party yang dimana anggota anggotannya tersebar di seluruh Indonesia, meskipun berbeda tempat tinggal adanya new media dapat membuat komunitas ini sangat solid dalam keanggotaannya. Dengan adanya teknologi juga memudahkan ketua komunitas dalam mendata anggota serta mengendalikan anggota agar lebih fokus kepada tujuan yang telah disepakati bersama.

Daftar Pustaka

Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs. London : Sage Publication Ltd.
 

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan Anda.

Berkomentarlah dengan baik dan sopan tanpa menimbulkan rasa sara. Semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua.